Deskripsi Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Dalam Kajian Implikatur Percakapan Siswa Kelas 11 SMAN 1 Mejayan

  • sunjoto sunjoto SMA Negeri 1 Mejayan
Keywords: Kajian Implikatur, Tutur Bahasa, Belajar MengajarBelajar Mengajar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) jenis implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas 11 SMAN 1 Majayan; (2) fungsi implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas 11 SMAN 1 Majayan; (3) bentuk penerapan tuturan terhadap prinsip kerja sama dan kesopanan dalam implikatur percakapan pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas 11 SMAN 1 Majayan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik purposive sampling digunakan dikarenakan penelitian ini mengarah pada sumber data yang dianggap memiliki data penting dan berkaitan dengan fokus permasalahan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, serta rekam, simak, dan catat. Teknik validitas data menggunakan trianggulasi sumber atau data, trianggulasi metode, dan triangulasi teori. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif. Penelitian dilakukan berdasarkan data yang sudah diambil dan dilanjutkan dengan melakukan analisis, sehingga dapat disimpulkan bahwa: (1) implikatur percakapan yang terjadi pada proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas 11 SMAN 1 Majayan juga menimbulkan dua jenis implikatur, yaitu implikatur standar yang disebabkan oleh mudahnya pemahaman dari empat maksim dasar percakapan dan implikatur flouting yang diiringi dengan tindakan nonverbal; (2) penelitian yang dilakukan menghasilkan empat fungsi implikatur percakapan dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas 11 SMAN 1 Majayan, yaitu: fungsi bersaing (competitive); menyenangkan (convivial); bekerja sama (collaborative); dan bertentangan (confliktive). Fungsi confiktive atau bertentangan paling banyak ditemukan pada tuturan yang mengandung implikatur percakapan daripada fungsi yang lain; (3) percakapan yang mengandung implikatur dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia siswa kelas II SMAN 1 Majayan mempunyai bentuk penerapan tuturan yang melanggar Prinsip Kerja Sama (PKS) dan Kesopanan, sehingga menyebabkan terjadinya implikatur percakapan. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi meliputi: pelanggaran terhadap maksim kuantitas; kualitas; relevansi; cara (Prinsip Kerja Sama); dan kedermawanan; pujian; kearifan; kerendahan hati; kesepakatan serta maksim simpati (Kesopanan).

References

Agustina, T., & Oktavia, W. (2019). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA BAHAN AJAR KELAS MENYIMAK PROGRAM BIPA IAIN SURAKARTA. Disastra: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(2), 60. https://doi.org/10.29300/disastra.v1i2.1866

Asim Gunarwan. 2004. Pragmatik, Kebudayaan dan Pengajaran Bahasa. Seminar Nasional Semantik III: Pragmatik dan Makna Interaksi Sosial Diselenggarakan oleh Program Studi Linguistik (S2 dan S3) Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta,

Bambang Kaswanti Purwo. 1989. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih.2001.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta : PAS

Depdiknas. 2003. Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang

Depdiknas Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta : Bapak Dharma Bhakti Jakarta.

Gauzali Saydam. 2003. Sistem Telekomunikasi di Indonesia. Revisi. Bandung: Alfabeta.

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Gorys Keraf. 1997. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia

Harmaini, H. (2019). PENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA SISWA KELAS III SDN 05 KABUPATEN MUKOMUKO. Disastra: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 60. https://doi.org/10.29300/disastra.v1i1.1466

Henry G. Tarigan. 1995. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terjemahan. Jakarta: UI Press.

Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rodas Karya.

Makunti, Y. (2019). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERITA DENGAN METODE PENAMPILAN MELALUI MEDIA TEKS BERJALAN PADA SISWA SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disastra: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 41. https://doi.org/10.29300/disastra.v1i1.1464

Muchilsoh, dkk.1993.Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta : Depdikbud

Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapan). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Onang Uchjana Effendy. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

______. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja RosdakaryaOffset

Rombepajung.J.P.1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta : Depdikbud.

Rosady Ruslan.2004. Metode Penelitian: Public Relations & Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rusdi Sufi. 1999. Perkembangan Media Komunikasi di Daerah: Radio Rimba Raya. Jakarta: CV. Ilham Bangun Karya

Sarwiji Suwandi dan Raheni Suhita. 1992. Pengantar Pragmatik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Slamet dan Suwarto. 2006. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Suyono. 1990. Pragmatik, Dasar-Dasar dan Pengajaran. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh

Tanutama, S. Lukus. 1991. Pengantar Komunikasi Data. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Terjemahan Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Published
2020-08-05
Section
Articles