Persentuhan Abdul Karim Oey (Oey Tjeng Hien) Dan Muhammadiyah Di Bengkulu

  • Muhammad Aminudin Universitas Islam Raden Fatah Palembang
Keywords: Karim Oey, Muhammadiyah, Bengkulu

Abstract

Persentuhan Oey Tjeng Hien (Karim Oey) dengan Muhammadiyah dimulai setelah ia menjadi seorang muslim. Ketika itu ia baru saja merantau ke Bintuhan (wilayah selatan Provinsi Bengkulu) sekitar tahun 1926. Pada tahun tersebut sedang hangatnya gerakan pembaharuan Islam yang dibawa oleh para pelajar tamatan Mu’allimin Muhammadiyah Bengkulu, Thawalib Padang Panjang dan juga pelajar alumni Al-Azhar, Mesir. Namun pemahaman agama yang baru ini belum dapat dikemukakan kepada khalayak pada saat itu, disebabkan masyarakat yang masih menjalankan paham tradisional yang kuat, yang dapat mengakibatkan nantinya terjadi perselisihan. Perkenalan Karim Oey dengan Islam terjadi ketika ia memulai bisnis di Bintuhan, ia dekat dengan para tokoh Islam disana, salah satunya ialah Fikir Daud yang merupakan alumni Al-Azhar. Nampaknya pemikiran Fikir Daud inilah  yang memengaruhi Oey untuk lebih memahami Islam. Secara privat, Oey benar-benar belajar Islam dengan Fikir Daud, sehingga tahun itu juga Oey menyatakan dirinya sebagai Muallaf, dimana saat itu merupakan sesuatu yang jarang dilakukan oleh masyarakat etnis Tionghoa. Lalu mucul pertanyaan, mengapa Karim Oey memeluk Islam ketika sudah berada di Bengkulu, padahal ia sendiri lahir di Padang Panjang, yang merupakan salah satu basis para Ulama-ulama Sumatera Barat. Karim Oey menjadi Muallaf di usia yang masih sangat muda, yakni 21 tahun. Namun kontribusi beliau dalam kegiatan-kegiatan keagamaan sangat besar, terbukti pada tahun 1929, ia di amanahkan menjadi Ketua Muhammadiyah Bintuhan yang merupakan cabang kedua Muhammadiyah di Bengkulu.

References

Abdul Karim (Oey Tjeng Hien). (1982). Mengabdi Agama, Nusa dan Bangsa, Sahabat Karib Bung Karno. Jakarta: PT Gunung Agung,

Usman, Mahyuddin. Profil Usman bin Mulia: menatap masa depan (catatan pribadi yang tidak terpublikasi)

Anggraini, Desy dkk., Analisis Organisasi Tionghoa Muslim Indonesia dalam Mempertahankan Identitas Tionghoa, Jakarta: Binus University

Coppel, Charles. (1994). Tionghoa Indonesia dalam Krisis, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Dedi H. (2014). Tionghoa Bengkulu Dari Masa ke Masa, Yogyakarta: Arti Bumi Intara

Bang, Hardi. (2020). Abdul Karim Oey Pemikiran keislaman. Diunduh melalui www.banghardibengkulu.com pada tanggal 20 Mei 2023 pada pukul 10.00 WIB.

Jahya, Junus. (1988). Catatan Seorang WNI, Kenangan, Renungan, Harapan. Jakarta: Yayasan Tunas Bangsa

Pili, Salim Bela dan Hardiansyah. (2016). Napak Tilas Sejarah Muhammadiyah Bengkulu. Membangun Islam Berkemajuan di Bumi Raflesia, Yogyakarta : Valia Pustaka

Skinner William G. (1963). The Chinese Minority, dalam Ruth T. McVey (ed.), Indonesia, New Heven: Southeast Asia Study, Yale University

Suara Muhammadiyah. (2020). Oei Tjeng Hien, Soekarno dan Muhammadiyah. Diunduh melalui www.suaramuhammadiyah.id pada tanggal 10 Mei 2023 Pukul 10.00 WIB.

Utami, Risna. (2014). Sejarah dan Peranan Masjid Lautze 2 Bagi Perkembangan Muslim Tionghoa di Kota Bandung, Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Zien, Abdul Baqir. (2000). Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia, Jakarta: Prestasi Insan Indonesia
Published
2023-08-01
Section
Articles