Tradisi Slamatan / Yasinan Manifestasi Nilai Sosial Keagamaan di Kedurang

  • Agung Wahyudi UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
Keywords: slamatan, yasinan, social-religious values

Abstract

Rejecting from the negative assumption of the Islam conservatif toward slametan. It necessary to bring back positive value that contain in slametan tradition. Yasinan is identified with the slametan in Kedurang, South Bengkulu that contain social-religious value as society unifier. Yasinan tradition is expected become an alternative social interaction to create peaceful society and full of harmony. Yasinan are also a moment for sharing and became unique Islam tradition until now. The purpose of this research is reveal social religion value that contain in yasinan. This study use a qualitative method with a phenomenology approach. There are two findings: firstly, as religious tradition which teach peace between members of the community and also as a means of giving alms. Secondly, as Islamic spirit booster for community when they yasinan is contain activities read the verses of Qur’an, tahlil and istighosah.

References

Agustina, D. (2017). Selametan Kematian di Desa Jaweng Kabupaten Boyolali. Jurnal Haluan Sastra Budaya, 1(2), 147–161.
Anies, M. (2009). Tahlil dan Kenduri: Tradisi Santri dan Kiai. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Arsyad, A. (2018). Yasinan dan Implikasinya: Motivasi dan Pemahaman Anggota Majelis Taklim Terhadap Surah Yasin di Kota Makasar. Jurnal Tafsere, 4(1), 40–56.
Asrori, M. (2012). Pengertian dalam Bacaan Istighosah. Jurnal Tausiyah, 3(1).
Awwalin, F. R. (2018). Slametan: Perkembanganya dalam Masyarakat Islam-Jawa di Era Milineal. Jurnal Kejawen, 1–11.
Bustanuddin, A. (2016). Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Creswell, J. W. (1998). Qualitatif Inquiry: Choosing Among Five Traditions. USA: Sage Publications Inc.
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dwiastuti, R. (2017). Metode Penelitian Sosial, Ekonomi Pertanian: Dilengkapi Pengenalan Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Kuantitatif-Kualititatif. Malang: UB PRESS.
Fauzi, M. I. (2014). Tradisi Tahlilan Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Tegalangus (Analisis Sosial Kultural). Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah, dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Hartati, & Hambali. (2018). Transformasi NU di Indonesia: Upaya Menghilangkan Polemik di Tengah Perubahan Politik. Jurnal Substantia, 20(1).
Hayat. (2014). Pengajian Yasinan Sebagai Strategi Dakwah NU Dalam Membangun Mental dan Karakter Masyarakat. Jurnal Walisongo, 22(2), 297–320.
Kamiruddin. (2011). Fungsi Sosiologi Agama (Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim). Jurnal Toleransi, 3(2), 1–17.
Khadiantoro, N. (2017). Penerimaan Tradisi Tahlilan Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Sukaraja Lor Banyumas. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 6(7), 1– 16.
Madjid, N. (2005). Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan. Jakarta: Paramadina.
Minarto, S. W. (2011). Tahlill Sebuah Seni Ritual Kematian pada Kepercayaan “Islam Jawa.” Jurnal Seni Budaya, 9(2), 227–235.
Muhammad, N. (2013). Memahami Konsep Sakral dan Profan Dalam Agama-Agama. Jurnal Subtantia, 15(2), 268–280.
Mulyono. (2009). Peran Jamaah Yasinan Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Konstektualita, 10(2), 222–239.
Published
2024-08-05
How to Cite
Wahyudi, A. (2024). Tradisi Slamatan / Yasinan Manifestasi Nilai Sosial Keagamaan di Kedurang. GHAITSA : Islamic Education Journal , 5(1), 112-119. https://doi.org/10.62159/ghaitsa.v5i1.1335
Section
Articles